Megawati Ratu Demokrasi, SBY Raja Pencitraan?
Presiden SBY dikenal luas sebagai penguasa yang gemar pencitraan sehingga layak disebut sebagai Bapak Pencitraan atau Citralog.
"Dulu Jaya Suprana menyebut istilah kelirumologi. Nah, SBY cocok disebut sebagai pegiat citralogi karena doyan pencitraan seperti diungkapkan buku Pak Beye dan Istananya karya Wishnu Nugoroho, jurnalis Kompas," kata Nehemia Lawalata, pengamat politik dan mantan sekretaris politik Prof Sumitro Djojohadikusumo.
Dia mengemukakan hal itu terkait dengan gaya kepemimpinan yang belakangan makin menuai kritik. Terakhir, anggota TNI AU Kolonel Adjie Siradji menyerang secara terbuka kepemimpinan Presiden SBY di harian Kompas.
Soekarno barangkali telah dilupakan orang, tetapi tidak dengan sebutan Proklamator. Soe-harto dengan Bapak Pembangunan dan perbaikan kehidupan sosial ekonomi rakyat. Habibie dengan teknologinya. Gus Dur dengan pluralisme dan egaliterismenya. Megawati sebagai peletak dasar demokrasi, ratu demokrasi, karena dari lima mantan RI-1, ia yang mengakhiri masa jabatan tanpa kekisruhan.
"Kalau Megawati itu ratu oposisi atau ratu demokrasi, maka SBY itu Raja Citralogi," kata Nehemia, tokoh GMNI Indonesia Timur.
Lantas, apakah legasi SBY ke depan? "Ya Raja Pencitraan atau Citralog itu," katanya merujuk pada analogi istilah kelirumologi yang dipopulerkan oleh Jaya Suprana.
Pengusaha jamu asal Semarang, Jawa Tengah itu memperkenalkan istilah kelirumologi untuk menyindir perilaku masyarakat yang menggunakan istilah atau logika yang keliru, namun selama ini dianggap benar. Kelirumologi ialah ilmu yang mempelajari tentang kekeliruan menyebutkan suatu kata atau kalimat yang sudah dianggap benar di tengah masyarakat.
Red : ahluwalia
Sumber : www.inilah.com
Link : http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/09/06/802081/megawati-ratu-demokrasi-sby-raja-pencitraan/